tag:blogger.com,1999:blog-37152747958065090492023-11-16T07:17:42.583-08:00Cara Mengatasi LimbahBeternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-4072312665465206722015-05-18T10:30:00.002-07:002015-05-18T10:30:29.672-07:00Asuransi Pendidikan
<br />
<div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-center-outer">
<div class="cap-top">
</div>
<div class="fauxborder-left">
<div class="fauxcolumn-inner">
</div>
</div>
<div class="cap-bottom">
</div>
</div>
<div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-left-outer">
<div class="cap-top">
</div>
<div class="fauxborder-left">
<div class="fauxcolumn-inner">
</div>
</div>
<div class="cap-bottom">
</div>
</div>
<div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-right-outer">
<div class="cap-top">
</div>
<div class="fauxborder-left">
<div class="fauxcolumn-inner">
</div>
</div>
<div class="cap-bottom">
</div>
</div>
<div id="uds-searchControl">
<a href="https://www.blogger.com/null" name="uds-search-results"></a></div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="690936438162785191"></a><a href="http://www.sadar-asuransi.com/asuransi-pendidikan/"><b><i><u>Asuransi pendidikan</u></i></b></a> semakin hari semakin penting
terutama kepastian ekonomi yang semakin tak menentu saat ini. Salah satu
tabungan yang paling mahal adalah pendidikan buat anak-anak terutama
suatu saat orang tua mereka sudah tidak ada lagi. Orang-tua yang
menyiapkan asuransi pendidikan adalah sadar dengan kebutuhan bagi
pendidikan anak-anak mereka. Mereka sadar dana untuk pendidikan semakin
hari semakin besar sehingga mereka mempersiapkan di awal ketika
anak-anak mereka mau sekolah.<br />
Orang-tua yang bijaksana sudah mempersiapkan perencanaan keuangan untuk anak-anak mereka sejak mereka lahir.<br />
<br />
Salah satunya adalah mencari asuransi pendidikan anak terbaik buat
anak-anak anda. Hal ini anda dapat melalui brosur atau brousing di
internet. Selain itu anda dapat menanyakan langsung kepada teman atau
keluarga yang lebih dahulu menjadi nasabah asuransi pendidikan. Tentu
hal ini dengan mudah bagi anda untuk menentukan <a href="http://www.sadar-asuransi.com/asuransi-pendidikan/">asuransi pendidikan</a> yang
terbaik untuk putra-putri anda. <br />
<br />
Menentukan kriteria perusaan asuransi pendidikan anak terbaik cukup
sulit, karena perusahaan asuransi selalu mengklaim bahwa merekalah yang
terbaik dan setiap perusahaan asuransi bersaing dengan ketat pada
masing-masing produk yang mereka jual, sehingga nyaris tidak ada
perbedaaan jika perusahaan asuransi tersebut sudah besar. Hal yang
terpenting buat anda adalah berapa jumlah premi yang akan anda bayarkan
yang sesuai dengan kemampuan anda dengan tidak mengganggu kebutuhan anda
sehari-hari, kemudian proses klaim yang cepat ketika waktunya tiba
untuk mengambil dana pada perusahaan asuransi pendidikan anak terbaik
yang telah anda pilih tersebut.<br />
<br />
Dalam jurnal asuransi atau berita di koran sering juga diumumkan
perusahaan asuransi yang terbaik menurut kategori masing-masing termasuk
perusahaan asuransi pendidikan anak terbaik. Contoh lain seperti
berdasarkan jumlah aset yang mereka miliki, reasuransi terbaik,
pertumbuhan investasi, underwriting tertinggi dan sebagainya.<br />
<br />
Setelah anda menentukan pilihan perusahaan asuransi pendidikan anak
terbaik sebaiknya konsultasi sebelum menandatangangi perjanjian baca
seluruh detail perjanjian tersebut. Agent asuransi sering melewatkan
hal-hal yang penting sehingga sering terjadi salah pengertian antara
nasabah dengan perusahaan asuransi.<br />
<br />
Untuk mempersiapkan dana pendidikan anak-anak beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:<br />
<br />
<b>Pertama</b>, Orang tua harus tahu pendidikan yang diingankan yang
sesuai dengan kemampuan mereka sehingga dengan pasti sekolah mana yang
akan dituju. Anda tidak bisa memaksakan kehendak anda kepada si anak
yang jauh dari standard kemampuan anak anda.<br />
<br />
<b>Kedua</b>, Dengan mengetahui sekolah yang akan dituju sehingga dapat
menghitung biaya yang akan dibutuhkan si anak. Anda dapat mengumpulkan
semua informasi biaya yang dibutuhkan seperti biaya sekolah, buku, juga
biaya hidup di tempat mana anak sekolah.<br />
<br />
<b>Ketiga</b>, Anda juga harus memperhitungkan tingkat inflasi mulai
dari sekarang sampai anak mulai sekolah apalagi anak mencapai perguruan
tinggi. Anda dapat memperkirakan dengan tingkat inflasi sekarang walau
cara perhitungan masih kasar. Jika tingkat inflasi sekarang sekitar
empat maka dalam perhitungan anda dapat memperkirakan seperti lima atau
enam persen.<br />
<br />
<b>Keempat</b>, Bersamaan dengan tingkat inflasi adalah suku bunga pada
saat itu yang merupakan refleksi inflasi pada saat itu. Tingkat suku
bunga akan mewakili adalah inflasi dan suku bunga riil.<br />
<br />
<b>Kelima</b>, Anda sudah dapat menghitung semua jumlah yang dibutuhkan
seperti yang disebutkan satu sampai empat. Dengan demikian anda dapat
memperkirakan jumlah tabungan yang akan dibuat, berapa pengeluaran yang
akan anda keluarkan setiap bulannya.<br />
<br />
Anda dapat mempersiapkan semua itu melalui asuransi pendidikan. Anda
dapat memperkirakan tabungan yang akan anda peroleh pada saat anak anda
memasuki sekolah dan berapa premi yang harus anda bayarkan kepada
perusahaan asuransi. Perlu anda sadari bahwa selain anda berasuransi
anda juga telah melakukan investasi. Jelas bahwa premi asuransi berguna
apabila pada suatu saat anda tidak mampu lagi untuk membayar investasi
hipotek. Hal ini dapat saja terjadi apabila anda tidak mampu lagi
bekerja atau meninggal dunia.<br />
<br />
Jelas bahwa dengan anda mengambil asuransi pendidikan anda akan
melakukan penghematan untuk kebutuhan rumah tangga anda akan semakin
besar, dengan harapan anda tidak perlu lagi terlalu pusing dengan
investasi pada saat anak anda memasuki sekolah. Dengan demikian anda
telah mentransfer resiko pada masa depan jika terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan sehingga anak-anak anda terus dapat melanjutkan pendidikan
mereka.<br />
Keluarga harus mempersiapkan untuk mengantisipasi resiko pada masa depan
terutama pendidikan anak-anak anda dengan memperhatikan dengan cara
seksama dengan mengambil asuransi pendidikan.
<div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display: none;">
</div>
<div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display: none;">
</div>
<div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display: none;">
</div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-19212327045834806972014-07-02T17:15:00.000-07:002015-03-25T02:51:10.220-07:00Jenis-Jenis Limbah<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
Jenis-Jenis limbah
dapat dikelompokan berdasarkan karakteristik nya misalnya : berdasarkan
kandungan jenis zatnya, wujudnya, sumbernya dan tingkat bahayanya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
1. Pengelompokan
Limbah berdasarkan kandungan jenis zatnya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Zat
kimia ada 2 yaitu Zat kimia organic adalah zat kimia yang mengandung unsur
hidrokarbon (unsur hydrogen dan unsur karbon), dan zat kimia anorganik adalah
zat kimia yang tidak mengandung hidrokarbon. Maka Limbah juga ada:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
a).
Limbah Organik: Limbah yang mengandung unsur hidrokarbon yaitu unsur hydrogen
dan unsur carbon ( limbah yang berasal dari bahan makhluk hidup). Misal: Sisa
kotoran hewan, sampah daun, sisa makanan, kertas bekas (berasal dari bahan
kayu), plastic-plastik (berasal dari faksi minyak bumi hasil pelapukan makhluk
hidup dalam waktu lama), kain bekas (dari sutra).</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Dari
segi teknis Limbah organic: limbah yang mudah diuraikan oleh organisme. Limbah
plastik, kertas, kain bukan limbah organik karena susah diuraikan oleh
organisme meskipun mengandung zat kimia.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
Manfaat
dari limbah organik: membuat kompos. Kompos : pupuk yang berasal dari hasil
pelapukan sampah organik oleh organisme.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
b).
Limbah Anorganik: limbah yang selain mengandung zat-zat kimia anorganik, juga
mengandung zat kimia organikyang sulit diuraikan oleh organisme. (besi, kaca,
plastic, kaleng, kemasan makanan, kertas, sisa proses pemupukan)</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
2. Pengelompokan
limbah berdasarkan wujudnya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
a).
Limbah berwujud padat (sampah): Struktur bentuk yang relative tetap dan kalau
dipegang terasa padat. Jenis dari limbah padat:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
1).
Limbah padat organic yang mudah busuk (sampah sisa makanan, sampah sayuran,
kulit buah-buahan, dedaunan) dapat dipakai untuk kompos.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
2).
Limbah padat organic yang tidak mudah busuk (kertas, kain, batang kayu) maka
perlu pendaurulangan dan limbah anorganik yang tidak mudah busuk (karena
tersusun atas unsure-unsur jenis logam, sulit untuk diolah secara biasa,
memerlukan perlakuan dan keahlian khusus : besi-besi tua, sampah kaleng, dll)</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
3).
Limbah padat berupa debu (Meski ukurannya kecil tapi termasuk kedalam sampah
padat, karena memilii partikel yang tetap): dari kebakaran hutan dan gunung
berapi yang meletus dan akan menggganggu jangkauan pandangan dan saluran
pernafasan.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
b).
Limbah berwujud Cair: bentuk sesuai tempatnya. Umumnya dibuang ke saluran air:
sungai, danau, kolam, laut. Jenis-jenisnya:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
1).
Limbah cair domestic: berasal dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan.
Contoh: Air sabun, air cucian, tinja, sisa makanan yang berwujud cair. Air
bekas mandi dan cucian adl limbah yang paling berbahaya karena senyawa
penyusunnya sukar teruraikan oleh mikroorganisme.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
2).
Limbah cair idustri: berasal dari hasil kegiatan proses produksi barang disuatu
industry. Jika jumlahnya melebihi batas ambang sangat berbahaya karena
mengandung zat kimia yang sulit diuraikan. Contoh: cairan bekas pencelupan kain
di pabrik tekstil, cairan sisa pada industry zat kimia, seperti industry
amonia, asam sulfat, sianida, cairan-cairan lain yang berhaya sisa kegiatan
industry. Sebelum limbah dibuang haus mengalami tahap pengolahan limbah
sehingga ketika dibuang sudah tidak berbahaya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
3).
Air hujan yang tercemar,</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify;">
Penggunaan bahan
bakar fosil menimbulkan banyak dihasilkan zat pencemar udara spt: CO<sub>2</sub>,
gas ammonia, gas asam sulfat. Akibat pencemaran udara maka air hujan yg terjadi
mengandung zat-zat tersebut.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
c).
Limbah berwujud gas: Limbah gas : limbah yang keberadaannya di udara/ lapisan
atmosfer bumi. Berasal dari pembakaran minyak bumi (bensin,solar, minyak tanah
dll). CO<sub>2</sub><span class="apple-converted-space"> </span>dari proses
kehidupan : penyebab terbesar terjadinya pemanasan global (global warming).
Limbah gas: limpah paling cepat masuk ketubuh kita karena kita bernafas.
Menanganinya: mengurngi yang berakbat pada limbah gas, mendaur ulang CO<sub>2<span class="apple-converted-space"> </span></sub>dengan menanam pepohonan. Untuk
limbah yang lain:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
1).
Oksida karbon: dari proses pembakaran
senyawa yang mengandung atom karbon (pembkaran bahan bakar, kayu, lilin). CO<sub>2<span class="apple-converted-space"> </span></sub>jika kadar konsentrasinya tinggi
(10-20) % menyebabkan pusing-pusing, pingsan karena darang kekurangan O<sub>2</sub><span class="apple-converted-space"> </span>dan kelebihan CO<sub>2</sub>. Gas CO:
gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan beracun, kadar di udara 0.1 bpj (bgn
per juta). Jika mencapai 100bpj menyebabkan pusing, lelah, sesak nafas
dan pingsan. Jika melebihi waktu 4 jam menyebabkan kematian. Hal ini karena
hemoglobin lebih mudah mengikat CO disbanding O<sub>2</sub>.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
2). Oksidda Belerang: dari pembakaran bahan bakar
kendaraan motor, asap industry, pembakaran batu bara. Contoh gas belerang
dioksida (SO<sub>2</sub>). Dan belerang trioksida (SO<sub>3</sub>). Batas
maksimal di udara 0.0002 bpj. Sifat nya tidak berwarna, bau tajam.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
3). Oksida Nitrogen:Nitrogen monoksida (NO:tidak
berwarna &tidak bau), Nitrogen Dioksida (NO<sub>2</sub>: gas tidak berwarna
dan tidak bau), Amonia (NH<sub>3</sub>: gas tidak berwarna dan bau). Batas
kadar diudara 0,001 bpj.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 78pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
4).
Gas Hidrokarbon<span class="apple-converted-space"> </span>(C<sub>x</sub>H<sub>y</sub>):
proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi dan dari
proses penguapan minyak bumi.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify; text-indent: -20.7pt;">
d).
Limbah Suara: Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara, yang
dapat dihasilkan dari mesin kendraan,mesin pabrik, perlatan elektronik (TV,
Radio), dll. Kadar limbah suara yang dapat ditoleransi adalah 80 dB</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
3.
Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3). Berdasarkan PP RI No. 18 th 1999 ttg
pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun yang dimaksud Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau
beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Limbah
B3 dapat diidentifikasi sebagai berikut:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
a).
Sumbernya : dibagi 3 jenis yi limbah B3 dengan sumber spesifik, Limbah B3
dengan sumber tidak spesifik, dan limbah B3 dengan sumber bahan kimia tumpuhan,
kadaluarsa, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifik</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
b).
Uji Karakteristik: PP RI No.85 Thn 1999 ttg pengelolaan limbah B3 bahwa suatu
uji dilakukan di laboratoium, jika limbah mengandung dalah satu/ lebih sifat
dan/atau salah satu atau lebih pencmar yang melebihi ambang batasnya dapat
dikategorikan sebagai limbah B3. Sifat-sifat nya adalah:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify;">
1). Mudah meledak
pada suhu dan tekanan standar ( 25<sup>o<span class="apple-converted-space"> </span></sup>C,
760 mmHg)</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify;">
2). Mudah terbakar,
bersifat reaktif, bersifat korosi</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify;">
3). Menyebabkan
infeksi</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify;">
4). Beracun
berdasarkan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure)</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 49.65pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 35.45pt; text-align: justify;">
c). Uji Toksikologi</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
1).
Sifat akut: Uji hayati untuk mengukur hubungan dosis respons antara limbah
dengan kematian hewan uji, untuk menetapkan nilai LD50.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
2).
Sifat Kronik: Uji toksik, mutagenic, karsinogenik, teratogenik, dll dengan cara
mencocokan zat pencemar yang ada dalam limbah berdasarkan pertimbangan
factor-faktor tertentu.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 70.9pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 35.45pt; text-align: justify;">
d). Bentuk fisiknya: dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat racunnya (toksin).</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Sifat racun dari
limbah B3 dapat digolongkan sbb: Bentuk padat, cair dan gas. Untuk mengurangi
LImbah B3 dengan Reduce ( pengurangan jumlah limbah B3), Rause ( Penggunaan
ulang limbah B3 yang dihasilkan), recycle ( Pendaur ulangan limbah B3). Standar
baku pengolahan lahan terkontaminasi yang dimiliki Kementerian Negara
Lingkungan HIdup adalah : KepMen LH N0. 128 Th 2003 ttg tata cara dan
persyaratan tekhnis pengolahan limbah minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh
minyak bumi secara biologis, namun belum ada baku mutu untuk pengelolaan tanah
terkontaminasi limbah B3 dari kontaminan senyawa lainnya.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 35.45pt; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Baku Mutu
pengelolaan Limbah B3 yang sudah ada yi baku mutu total kadar maksimum limbah
B3 dan TCLP di LepDal No.04/09/1995tentang tata cara persyaratan penimbunan
hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas pengolahan dan lokasi bekas
penimbunan limbah B3 dapat secara otomatis atau langsung dijadikan acuan
sebagai pengganti baku mutu untuk tanah terkontaminasi limbah B3. Baku mutu
total Kadar Maksimum Limbah B3 dan TCLP dalam keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan No. 04/09/1995 tidak bias mewakili nilai batas
terkontaminasi LImbah B3.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Total Kadar Maksimum
limbah B3 : Baku mutu untuk menentukan apakah suatu limbah B3 termasuk kategori
landfill kelas I,II, atau III, Sedangkan uji TCLP : Uji untuk mengukur kadar/
Konsentrasi parameter dalam lindi dari limbah B3 dan menunjukan angka layak
tidaknya limbah untuk di landfill.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Penanganan lahan
terkontaminasi limbah B3 dari industry, baku mutu dalam Kep dal N0. 04/09/1995
hanya digunakan untuk menangani kasus tertentu, spt pengangkatan (clean up)
bunker limbah B3 dari bekas painting sludge dari kegiatan industry otomotif.</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Sumber:</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Modul IPA SMK Kelas
XI, Dewi S, S.Pd, 2008. Jakarta: CV Graha Pustaka</div>
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 2cm; text-align: justify;">
Buku IPA SMK/MAK
Kelas XI, Cucu Suhendar. 2009. Bandung: Armico</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: ";">Buku IPA SMK, Budi Martono.
2008. Jakarta: Direktoral Pembinaan SMK.</span><br />
<br />
<span style="font-family: ";"><span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> </span></div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-21504525614557928612013-04-16T03:32:00.002-07:002015-03-25T02:51:23.699-07:00Jenis-jenis dan bahaya limbah<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="If based origin wastes are combined into two, namely:"><br /></span><span title="1 Organic Waste">1 Sampah Organik</span><span title="This waste consists of materials like organic nature of the activities in the household, industrial activities.">Limbah ini terdiri dari bahan-bahan seperti sifat organik dari kegiatan di, kegiatan industri rumah tangga. </span><span title="This waste can be easily explained by natural processes.">Limbah ini dapat dengan mudah dijelaskan oleh proses alam. </span><span title="Agricultural waste such as leftover spills or overspray, such as pesticides and herbicides, and excessive fertilization.">Limbah
pertanian seperti tumpahan sisa atau penyemprotan yang berlebihan,
seperti pestisida dan herbisida, dan pemupukan yang berlebihan. </span><span title="This waste chemical properties that setabil so that the substance sink into the ground, the river, lakes and the sea, and the organisms that live in it shape.">Limbah
ini sifat kimia yang setabil sehingga tenggelam substansi ke tanah,
sungai, danau dan laut, dan organisme yang hidup di dalamnya bentuk. </span><span title="While household waste can be solid, such as paper, plastic, etc., and a liquid such as water washing, cooking oil bekasdan others.">Sementara
limbah rumah tangga bisa berbentuk padat, seperti kertas, plastik, dll,
dan cair seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain. </span><span title="The waste out there that have a high toxicity for example: the rest of medicine, used batteries and battery acid.">Limbah di luar sana yang memiliki toksisitas yang tinggi misalnya: sisa obat, baterai yang digunakan dan asam baterai. </span><span title="The waste is defined as (B3) is hazardous and toxic materials, waste water during washing, bath waste, germs or biological contaminants can include bacteria such as classified, fungi, viruses, and so on.">Limbah
didefinisikan sebagai (B3) yang berbahaya dan bahan beracun, air limbah
selama mencuci, limbah mandi, kuman atau biologis kontaminan dapat
mencakup bakteri seperti diklasifikasikan, jamur, virus, dan sebagainya.</span><span title="2 Inorganic waste">2 Sampah anorganik</span><span title="This waste consists of industrial waste or waste mining.">Limbah ini terdiri dari limbah industri atau limbah pertambangan. </span><span title="Inorganic wastes from alamyang resource can not be described and can not be extended.">Limbah anorganik dari alamyang sumber daya tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat diperpanjang. </span><span title="Industrial wastewater may contain different types of inorganic materials, such substances are:">Limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah:</span><span title="v Inorganic salts such as magnesium sulfate, magnesium chloride from mining and industrial activities derived.">v Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida dari kegiatan pertambangan dan industri berasal.</span><span title="v won inorganic acids such as sulfuric acid from ore processing industry and fossil fuels.">v memenangkan asam anorganik seperti asam sulfat dari industri pengolahan bijih dan bahan bakar fosil.</span><span title="Unisex inorganic wastes.">Unisex anorganik limbah. </span><span title="From household activities such as plastic bottles, glass bottles, plastic bags, aluminum cans and">Dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, kantong plastik, kaleng aluminium dan</span><span title="If that is classified on the source of waste in 3 based:">Jika itu digolongkan pada sumber sampah di dibedakan menjadi 3 :</span><span title="1 Waste plant">1 tanaman Limbah</span><span title="This waste can be classified as hazardous waste because it levels gas yang waste toxic waste is usually disposed of in the rivers surrounding residential areas and often residents use the river for their daily activities, such as MCK (bathing, washing and latrine) and forward the">Limbah
ini dapat diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya karena kadar limbah
beracun gas buang Yang biasanya dibuang di sungai-sungai sekitar
wilayah pemukiman penduduk dan sering menggunakan sungai untuk kegiatan
sehari-hari mereka, seperti MCK (mandi, cuci dan kakus) dan meneruskan </span><span title="gas is consumed by the plant and waste generated by the public.">gas dikonsumsi oleh tanaman dan limbah yang dihasilkan oleh masyarakat.</span><span title="2 Household rubbish">2 Rumah Tangga sampah</span><span title="Household waste is waste generated by the activities of household waste were the remains of vegetables such as carrots, cabbage, spinach, and others can also Slada paper or cardboard can be.">Limbah
rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan limbah rumah
tangga adalah sisa-sisa sayuran seperti wortel, kubis, bayam, dan
lain-lain juga dapat kertas atau karton Slada dapat. </span><span title="This waste also a high toxicity when.">Limbah ini juga toksisitas yang tinggi saat. </span><span title="From the residue of the drug and batteries">Dari residu obat dan baterai</span><span title="3 Industrial Waste">3 Limbah Industri</span><span title="This waste generated or from plants or manufactured by a particular company.">Limbah ini dihasilkan atau dari tanaman atau diproduksi oleh perusahaan tertentu. </span><span title="These wastes contain hazardous substances including inorganic acids and compounds orgaik, these substances into water if it is to contaminants that can damage living things such as water users, fish, ducks and other animals, including humans">Limbah
ini mengandung zat berbahaya termasuk asam anorganik dan senyawa
orgaik, zat ini ke dalam air jika ingin kontaminan yang dapat merusak
makhluk hidup seperti pengguna air, ikan, bebek dan hewan lain, termasuk
manusia<br /></span><span title="Based on the properties of the waste can be classified into four types, namely:">Berdasarkan sifat-sifat limbah dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:</span><span title="1 Wastewater">1 Air Limbah</span><span title="2 Solid waste">2 limbah padat</span><span title="3 Gases and particles">3 Gas dan partikel</span><span title="4 B3 waste (Hazardous Material)">4 limbah B3 (Bahan Berbahaya)</span><span title="1) Liquid waste">1) Limbah cair</span><span title="Wastewater from factories, usually a relative amount of water in the process system.">Air limbah dari pabrik, biasanya jumlah relatif air dalam sistem proses. </span><span title="In addition, there is also a raw material, the water so that the water treatment to discard.">Selain itu, ada juga bahan baku, air sehingga pengolahan air untuk membuang. </span><span title="Entrained in the water purification, and then discarded if, for example, be used to wash the material, before it is further processed.">Entrained
dalam pemurnian air, dan kemudian dibuang jika, misalnya, digunakan
untuk mencuci bahan, sebelum diproses lebih lanjut. </span><span title="Water plus certain chemicals are then processed and then discarded.">Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan kemudian dibuang. </span><span title="This resulted in all kinds of wastewater.">Hal ini mengakibatkan semua jenis limbah.</span><span title="Foundry and timber industry is one of the contributors of wastewater harmful to the environment.">Pengecoran dan industri kayu merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. </span><span title="For large industries such as pulp and paper, waste water technology that result can be sufficient, but not so for small or medium-sized industries.">Untuk
industri besar seperti pulp dan kertas, teknologi air limbah yang
dihasilkan dapat cukup, tapi tidak demikian bagi industri kecil atau
menengah. </span><span title="Nevertheless, given the importance and extent of the impact of waste on the environment, it is important for the forestry industry to understand the basics of wastewater treatment technologies.">Namun
demikian, mengingat penting dan besarnya dampak limbah terhadap
lingkungan, penting bagi industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar
teknologi pengolahan air limbah.</span><span title="Wastewater treatment technologies is the key to the preservation of the environment.">Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci untuk pelestarian lingkungan. </span><span title="Regardless of type of domestic wastewater treatment technologies and industries operated that must be built and maintained by the community.">Apapun
jenis teknologi pengolahan air limbah domestik dan industri
dioperasikan yang harus dibangun dan dipelihara oleh masyarakat. </span><span title="As process technology chosen should have on the ability of the technology concerned.">Sebagai teknologi proses yang dipilih harus memiliki pada kemampuan teknologi yang bersangkutan.</span><span title="Various processing techniques to eliminate waste water pollutants material has been tested and developed over the years.">Berbagai teknik pengolahan air limbah untuk menghilangkan bahan polutan telah diuji dan dikembangkan selama bertahun-tahun. </span><span title="Been developed process technologies wastewater is usually divided into three treatment methods:">Telah mengembangkan proses air limbah teknologi biasanya dibagi menjadi tiga metode pengobatan:</span><span title="1 Physics processing">1 pengolahan Fisika</span><span title="2 chemical processing">2 proses kimia</span><span title="3 biological treatment">3 pengolahan biologis</span><span title="For a particular kind of waste water, the three processing methods can be applied individually or in combination.">Untuk jenis tertentu air limbah, metode pengolahan tiga dapat diterapkan secara individu atau dalam kombinasi.</span><span title="Liquid waste is leftover from a business or activity that results in a liquid (PP 82 yr 2001).">Limbah cair adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang menghasilkan cairan (PP 82 thn 2001). </span><span title="The types of waste can be classified based on:">Jenis-jenis sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan:</span><span title="a.Sifat Physical and aggregate properties.">a.Sifat Sifat fisik dan agregat. </span><span title="Acid as an example of the type of waste may be measured using the titrimetric method">Asam sebagai contoh dari jenis limbah dapat diukur dengan menggunakan metode titrimetri</span><span title="b.">b. </span><span title="Metal parameters, eg arsenic (As) with the SSA-method">Logam parameter, misalnya arsen (As) dengan SSA-metode</span><span title="c.">c. </span><span title="Non Metallic Inorganic as ammonia (NH3-N) in Blue method Indofenol">Anorganik non Metalik sebagai amonia (NH3-N) di Blue metode Indofenol</span><span title="d Organic aggregates such as biological oxygen demand (BOD)">d Organik agregat seperti kebutuhan oksigen biologis (BOD)</span><span title="e microorganisms such as E coli by MPN method">e mikroorganisme seperti E coli dengan metode MPN</span><span title="f Special features such as boric acid (H3 BO3) by titrimetric method">f fitur khusus seperti asam borat (H3 BO3) dengan metode titrimetri</span><span title="g sea water, for example copper (Cu) by the method of the SPR-IDA-SSA">air laut g, misalnya tembaga (Cu) dengan metode SPR-IDA-SSA<br /></span><span title="2 Solids">2 Padat</span><span title="Solid wastes from industrial and domestic activities.">Limbah padat dari kegiatan industri dan domestik. </span><span title="Household waste is usually in the form of household waste, commercial waste, office, livestock, agriculture, and public places.">Limbah
rumah tangga biasanya berupa sampah rumah tangga, sampah komersial,
kantor, peternakan, pertanian, dan tempat-tempat umum. </span><span title="The types of solid waste: paper, wood, cloth, rubber / leather, plastic, metal, glass / glass, organic matter, bacteria, egg shells, etc.">Jenis-jenis
limbah padat: kertas, kayu, kain, karet / kulit, plastik, logam, kaca /
gelas, bahan organik, bakteri, kulit telur, dll</span><span title="Solid waste is the result of industrial waste in the form of solids, sludge coming, from the rest of the manure treatment process.">Limbah padat adalah hasil dari limbah industri berupa padatan, lumpur datang, dari sisa proses pengolahan kotoran. </span><span title="This waste can be divided into two parts, the solid waste that can be recycled, such as plastic, textiles, scrap metal and second solid wastes that are categorized no economic value.">Limbah
ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat
didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah
padat yang dikategorikan tidak memiliki nilai ekonomis.</span><span title="For solid waste has no economic value can be treated in several ways, among others, stockpiled somewhere, processed and then discarded and burned.">Untuk
limbah padat tidak memiliki nilai ekonomis dapat diobati dengan
beberapa cara, antara lain, ditimbun di suatu tempat, diolah dan
kemudian dibuang dan dibakar.</span><span title="3 The gases and particles">3 gas dan partikel</span><span title="Air pollution is the contamination of air by a pair of fine particulate matter (waste) containing particles (smoke and soot), hydrocarbons, sulfur dioxide, nitrogen oxides, ozone (smog fotokimiawi), carbon monoxide and lead.">Polusi
udara adalah kontaminasi udara oleh sepasang partikel halus (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap fotokimiawi), karbon monoksida dan
timah.</span><span title="The air is a medium for exhaust pollutants.">Udara merupakan media bagi pembuangan polutan. </span><span title="Waste gas or smoke produced by the factory with air.">Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik dengan udara.</span><span title="Of course, airborne chemicals such as O2, N2, NO2, CO2, H2 and Jain others.">Tentu saja, bahan kimia di udara seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain lain. </span><span title="The addition of gas in the air above the natural ingredient of human activities degrade air quality.">Penambahan gas di udara di atas bahan alami aktivitas manusia menurunkan kualitas udara.</span><span title="Pollutants classified into two parts, namely, the particles and gas.">Polutan diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu partikel dan gas. </span><span title="Particles are finer grain and dirt may still be seen with the naked eye, such as water vapor, dust, fumes, mist and smoke-like gas while asking aapat through the olfactory (for certain gases) or a direct consequence perceived.">Partikel
adalah butiran halus dan kotoran masih dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti uap air, debu, asap, kabut asap dan gas-seperti
sementara meminta aapat melalui penciuman (untuk gas-gas tertentu) atau
konsekuensi langsung dirasakan. </span><span title="These gases such as SO2, NOx, CO, CO2, hydrocarbons and others.">Gas-gas ini seperti SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.<br /></span><span title="4 B3 waste (Hazardous Material)">4 limbah B3 (Bahan Berbahaya)</span><span title="A waste if as B3 waste, hazardous or toxic materials, the type and concentration, either directly or indirectly, damage or pollute the environment or endanger the health manusia.Yang B3 waste, among other things, the raw materials that are not hazardous to use">Limbah
A jika sebagai limbah B3, bahan berbahaya atau beracun, jenis dan
konsentrasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, kerusakan atau
mencemari lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.Yang limbah B3,
antara lain, bahan baku yang tidak berbahaya untuk menggunakan </span><span title="are classified again because of the damage, the rest of the package, spill, the rest of the process, and waste oil ships that require special handling and processing.">diklasifikasikan
lagi karena kerusakan, sisa dari paket, tumpahan, sisa proses, dan
kapal minyak limbah yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. </span><span title="These materials are the B3 waste if you have one or more of the following characteristics: explosive, flammable, reactive, toxic, infectious, corrosive, etc., which, when tested with known toxicology can waste B3.">Bahan-bahan
ini adalah limbah B3 jika Anda memiliki satu atau lebih karakteristik
berikut: mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, infeksi,
korosif, dll, yang, ketika diuji dengan toksikologi diketahui dapat
limbah B3.<br /><br /></span><span title="Effects of waste">Pengaruh limbah</span><span title="A. Health Effects">A. Efek Kesehatan</span><span title="Effects that may or menebabkan panyakit.">Efek yang mungkin atau menebabkan panyakit.</span><span title="The potential health hazards that may occur are as follows:">Potensi bahaya kesehatan yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:</span><span title="1 Diarrheal diseases and mice, the disease occurs because of a virus that originated from improper waste management">1 penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari pengelolaan limbah yang tidak tepat</span><span title="2 Skin diseases such as scabies and ringworm">2 Penyakit kulit seperti kudis dan kurap</span><span title="B. Impact on the environment">B. Dampak terhadap lingkungan</span><span title="Fluid of waste - waste that goes into the river will contaminate the water so that it contains virus diseases.">Cairan limbah - limbah yang masuk ke sungai akan mencemari air sehingga berisi virus penyakit. </span><span title="A variety of fish can die over time, so it might be extinct.">Berbagai ikan bisa mati dari waktu ke waktu, jadi mungkin akan punah. </span><span title="Not infrequently, people also consume or with water for daily activities, so that the human family will be affected either directly or indirectly by sewage.">Tak
jarang, orang juga mengkonsumsi atau dengan air untuk kegiatan
sehari-hari, sehingga keluarga manusia akan terpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh limbah. </span><span title="In addition to environmentally friendly, water environment also cause flooding, because many people who waste streams dump tanggake home so that the doors and clogged water during the rainy season, the water can not flow and rising water flooded the houses, so that the residents bother">Selain
ramah lingkungan, lingkungan air juga menyebabkan banjir, karena banyak
orang yang membuang aliran limbah tanggake rumah sehingga pintu dan air
tersumbat saat musim hujan, air tidak bisa mengalir dan meningkatnya
air menggenangi rumah-rumah, sehingga penduduk mengganggu </span><span title=".">.</span></span><br />
<br />
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="."><span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> </span></span>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-29623174913112954742013-03-17T06:40:00.000-07:002015-03-25T02:51:40.162-07:00Cara mengelola limbah gas<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkOEPulDyouoBS_EeNraNQvdVJo8sEYCw7Al45XwTyt0G4z2GEHrjsL-5k2GfOepnzrUeutZgOkWRrlxADIsYU7-nf01xhszPiTjEpLxJI9o1QT5EHWKq0UWeyGEXk_fc74axAlrDSFQNM/s1600/limbah+gas.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkOEPulDyouoBS_EeNraNQvdVJo8sEYCw7Al45XwTyt0G4z2GEHrjsL-5k2GfOepnzrUeutZgOkWRrlxADIsYU7-nf01xhszPiTjEpLxJI9o1QT5EHWKq0UWeyGEXk_fc74axAlrDSFQNM/s1600/limbah+gas.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Limbah gas</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berikut akan saya jelaskan mengenai klasifikasi, sifat, sumber limbah dan pengelolaannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Definisi
limbah sendiri adalah produk buangan yang telah terpakai. Limbah ini
bisa berasal dari pabrik, pertambangan, pertanian, medis, laboratorium,
dll.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedangkan
jenis limbah bisa merupakan bahan beracun dan berbahaya (B3) maupun
limbah non B3. Limbah yang mengandung B3 ini tentunya harus mendapat
perhatian khusus karena secara langsung maupun tak langsung dapat
mencemari, merusak, termasuk membahayakan bagi linkungan hidup,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lain.
Tingkat bahaya ini dapat diketahui dari material limbah berdasarkan
sifat (misal air raksa/Hg), konsentrasi (misalnya tembaga/Cu) ataupun
jumlahnya (misal fenol, arsen).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karakteristik Limbah</span></b></div>
<ul>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solvent)</span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Berbahaya/harmful (misal logam berat)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Menyebabkan infeksi (misal :bakteri /limbah rumah sakit)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Bersifat korosif (misal : asam kuat)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Bersifat irritatif (misal : basa kuat)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Beracun (misal : HCN, As)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt;">Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (misal : merkuri, turunan benzena)</span><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></li>
<li><span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bahan Radioaktif (misal : Uranium, plutonium,dll)</span></li>
</ul>
<span style="color: black; font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pembuangan dan Pengelolaan Limbah</span></b>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apapun
bentuk limbah maka haruslah dikelola secara benar. Ini dimaksudkan agar
lingkungan kita tetap terjaga, disamping efek buruk bagi kesehatan bisa
ditekan. Bagaimanapun juga, m</span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">anajemen limbah yang baik mengurangi efek buruk dari material terhadap</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> lingkungan di masa datang karena secara </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">hukum alam, suatu zat tidak ada yang lenyap (<i>nothing vanishes</i>).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pembuangan
limbah memang bisa langsung ke lingkungan seperti sumur resapan,
sungai, danau ataupun laut asalkan limbah tersebut sudah memenuhi syarat
baku mutu dan ijin yang berwenang. Membuang limbah yang tanpa ijin dan
mengganggu pencemaran merupakan kategori tindak kriminal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengelolaan limbah B3 sudah diatur oleh PP 18 jo PP 85 th 1999 yang meliputi: </span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Reduksi /pengurangan limbah B3</span></i></li>
<li><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyimpanan limbah B3</span></i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengumpulan limbah B3</span></i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengangkutan limbah B3</span></i></li>
<li><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan limbah B3</span></i><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></i><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span></span></li>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perlakuan/treatment hasil pengolahan limbah B3</span></i><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></li>
</ul>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Untuk reduksi limbah dapat dilakukan dengan berbagai antara lain dengan :</span> <br />
<ol style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengurangan kuantitas zat kimia yang digunaka</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">n </span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengurangan jumlah zat kimia yang digunakan </span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Proses dengan zero emission</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedangkan proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara <i>mengubah</i>
jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya dan
atau tidak beracun. Proses lain yang bisa dilakukan yaitu <i>Immobilisasi</i> (pengukungan) limbah B3 sebelum ditimbun dan atau memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Mengenai
metode/tehnik pengolahan limbah B3 tergantung dari material limbah
yaitu fase gas, cair ataupun padat. Uraiannya seperti ini :</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 0pt; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span></span><b style="color: blue;"><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan Limbah Gas B3</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan limbah gas B3 bisa dilakukan dengan cara dia</span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dsorpsi melalui media karbon aktif seperti berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPoFCikAAuqAyAEGfm-Tkj6J940hLKrwZc52DFamHKfds4wc7hIFFQaFqvXZ_J-2D4DnDTrXMqgqGkn3b88ng5sFesJmUFl1Ty1wQ4oAeuhyphenhyphenViXlV2DT0Z5sUFJtk-XkU6CE5j08KLZDdY/s1600/adsorb+c-aktif.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPoFCikAAuqAyAEGfm-Tkj6J940hLKrwZc52DFamHKfds4wc7hIFFQaFqvXZ_J-2D4DnDTrXMqgqGkn3b88ng5sFesJmUFl1Ty1wQ4oAeuhyphenhyphenViXlV2DT0Z5sUFJtk-XkU6CE5j08KLZDdY/s400/adsorb+c-aktif.jpg" height="244" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Diagram pengolahan limbah gas</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="color: blue;">
<b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan Limbah Cair B3</span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jika limbah dalam keadaan keruh, pengolahan yang tidak spesifik dengan cara :</span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"> </span></span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Koagulasi </span></li>
<li><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span></span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Flokulasi</span></li>
<li><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedimentasi</span></li>
<li><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sentrifugasi</span></li>
<li><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Filtrasi </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedang pengolahan yang spesifik menggunakan :</span></div>
<ol>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengendapan </span></li>
<li style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penetralan</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></li>
<li style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Adsorpsi</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></li>
<li style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pertukaran ion</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span>Biodegradasi </span><b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></b></li>
</ol>
<div style="color: blue;">
<b><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan Limbah Padat B3</span></b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cara pengolahan limbah B3 padat melalui tahapan berikut :</span></div>
<ul>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Times New Roman";"></span>Pengumpulan bahan sejenis</span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Reuse </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Recycle </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pengolahan </span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></li>
</ul>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: 0pt; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Untuk bahan organik dilakukan insenerasi dalam ruang khusus tanur pembakaran insenerator agar terurai menjadi abu.</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs7e9v2t3cxGpf-Qc3M5oG_xywpd5iTVxMU3VD8Pq0q6IZ501T3DraSwKurjsOlL4EfFYDS3VGb7dWajZEKRUBCmcT-k5ni5XP_9p45BFAJEbb5xF1eqN3bz4p374JpeTjrcdaivVu1FB_/s1600/insenerator.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs7e9v2t3cxGpf-Qc3M5oG_xywpd5iTVxMU3VD8Pq0q6IZ501T3DraSwKurjsOlL4EfFYDS3VGb7dWajZEKRUBCmcT-k5ni5XP_9p45BFAJEbb5xF1eqN3bz4p374JpeTjrcdaivVu1FB_/s320/insenerator.jpg" height="137" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Insenerator</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selanjutnya untuk golongan senyawa anorganik dilakukan solidifikasi/stabilisasi yang bertujuan untuk </span><span lang="ES" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mengubah
sifat fisik dan kimia limbah B3. Caranya dengan menambahkan senyawa
pengikat B3 agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan
membentuk massa monolit dengan struktur yang kekar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: medium none; margin-bottom: 0pt;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYPgup44z7341sKJ_4Llhk-SX8b6aK06-lAFdszNVW8EE2JtmlTINYitKPIH0HzLg7KLjiJREmK57Vv7luOqTlVcvEl3xmol6qjyKRsaWCd2uNoi5B5ESzd1kOb8YvC86BCTMEFDK_bOXs/s1600/produk+b3.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYPgup44z7341sKJ_4Llhk-SX8b6aK06-lAFdszNVW8EE2JtmlTINYitKPIH0HzLg7KLjiJREmK57Vv7luOqTlVcvEl3xmol6qjyKRsaWCd2uNoi5B5ESzd1kOb8YvC86BCTMEFDK_bOXs/s320/produk+b3.jpg" height="320" width="125" /></a><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bahan-bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi ini berupa bahan pencampur dan perekat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: medium none; margin-bottom: 0pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Bahan pencampurnya antara lain :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<ul>
<li style="border: medium none;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">gipsum</span></li>
<li style="border: medium none;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">pasir</span></li>
<li style="border: medium none;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lempung</span></li>
<li style="border: medium none;"><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">abu terbang.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="border: medium none;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedang</span><span style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> b</span><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ahan perekat/pengikatnya yaitu</span></div>
<ul>
<li><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">semen</span></li>
<li><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kapur</span></li>
<li><span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tanah liat dll.</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span lang="NO-BOK" style="font-family: "Trebuchet MS","sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pemanfaatan monolit bisa untuk penimbunan tanah/urug (<i>land fill</i>) dan pengerasan jalan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0pt;">
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span></div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-73448830557080147772012-01-26T06:35:00.002-08:002015-03-25T02:52:00.644-07:00Tips mengatasi limbah minyak goreng bekas<span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><br />
<div class="artImage">
<img alt="http://www.flickr.com/photos/su-lin/318037490/" src="http://greenlifestyle.or.id/stocks/tips/1252328285.jpg" title="Sumber: http://www.flickr.com/photos/su-lin/318037490/" /></div>
<span style="color: blue;"> </span><br />
<blockquote>
<span class="before"><span style="color: blue;">Minyak goreng merupakan salah satu sembako yang kita gunakan setiap hari. Namun minyak goreng bukanlah produk yang habis saat digunakan. Akibatnya, semakin banyak minyak goreng yang digunakan, maka semakin banyak limbah minyak goreng yang dihasilkan.</span></span></blockquote>
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Apalagi minyak goreng yang kita gunakan sebagian besar berasal dari berbagai kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit sendiri sebagian besar berasal dari lahan hutan alam yang kemudian diubah fungsinya. </span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Pertanyaan yang timbul kemudian adalah bagaimana cara mengurangi, membuang dan mengatasi limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan.</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: blue;">Berikut adalah tips-tips yang dapat kita terapkan:</span><br />
<span style="color: blue;"> </span><br />
<ol><span style="color: blue;"> </span>
<li><span style="color: blue;"> Kurangi penggunaan minyak goreng: Dari sisi kesehatan, terlalu banyak dan sering mengkonsumsi makanan yang digoreng tidaklah bagus. Nah, walaupun tampaknya sulit, jika kita mau, kita dapat mengurangi mengkonsumsi makanan yang digoreng. Dengan begitu, selain tubuh kita lebih sehat, kita juga dapat mengurangi jumlah timbulan limbah minyak goreng.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span></li>
<span style="color: blue;"> </span>
<li><span style="color: blue;">Gunakan alat masak yang hemat minyak goreng: Kamu penggemar gorengan? Hmm, jika memang tidak dapat menghindari penggunaan minyak goreng ketika memasak makanan favorit, maka gunakanlah alat masak (misal, penggorengan) yang hemat minyak atau malah justru yang tidak perlu minyak sama sekali untuk menggoreng. Teknologi sudah canggih, ayo cari gadget untuk masak.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span></li>
<span style="color: blue;"> </span>
<li><span style="color: blue;">Jangan membuang minyak goreng bekas sembarangan: Hindari membuang minyak goreng ke saluran dan/atau badan air karena selain minyak goreng tersebut lama-kelamaan dapat membeku dan menyumbat saluran, limbah tersebut juga dapat mencemari air sehingga mengganggu ekosistem air yang ada. Ngga mau dong punya predikat ‘pencemar lingkungan'?</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span></li>
<span style="color: blue;"> </span>
<li><span style="color: blue;">Apakah minyak goreng bekas dapat didaur ulang? Yang paling baru, limbah minyak goreng juga dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat bahan bakar biodiesel. Berita bagus bukan? Karena selain tidak ada lagi limbah minyak goreng (</span><i><span style="color: blue;">zero waste</span></i><span style="color: blue;">), hasil daur ulangnya dapat digunakan sebagai solusi ketergantungan kita terhadap penggunaan minyak bumi.</span><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"><br />
</span></li>
<span style="color: blue;"> </span>
<li><span style="color: blue;">Nah, daripada kita buang sembarangan sehingga mencemari lingkungan, mulai sekarang kumpulkanlah minyak goreng bekas di rumah. Jika sudah banyak, kita dapat menjualnya pada pihak berwenang di kota setempat yang menerima minyak goreng bekas untuk diolah menjadi bahan bakar biodiesel.</span></li>
</ol>
<span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span><ol> </ol>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-87961250501202638802012-01-26T06:35:00.000-08:002015-03-25T02:52:15.467-07:00Penanganan limbah<div align="justify">
<span style="color: blue;">Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan limbah. Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik.</span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;"> </span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;">Contoh limbah organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam.</span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;"> </span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;">Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyak bumi dan berasal dari proses industri, seperti botol, plastik, dan kaleng. Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas).</span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;"> </span></div>
<div align="justify">
<span style="color: blue;">Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).</span><br />
<br />
<span style="color: blue;"><span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> </span></div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-43820564004310195962012-01-26T06:33:00.001-08:002012-01-26T06:33:13.188-08:00Teknologi Pengolahan Limbah B3<div align="justify"><span style="color: blue;">Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (</span><em><span style="color: blue;">toxicity</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">flammability</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">reactivity</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">corrosivity</span></em><span style="color: blue;">) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:</span></div><ul align="justify"><li><em><span style="color: blue;">Primary sludge</span></em><span style="color: blue;">, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Chemical sludge</span></em><span style="color: blue;">, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Excess activated sludge</span></em><span style="color: blue;">, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Digested sludge</span></em><span style="color: blue;">, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.</span></li>
</ul><div align="justify"><span style="color: blue;">Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu </span><em><span style="color: blue;">total solids residue</span></em><span style="color: blue;"> (TSR), kandungan </span><em><span style="color: blue;">fixed residue</span></em><span style="color: blue;"> (FR), kandungan </span><em><span style="color: blue;">volatile solids</span></em><span style="color: blue;"> (VR), kadar air (</span><em><span style="color: blue;">sludge moisture content</span></em><span style="color: blue;">), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa kimia).</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat di </span><a href="http://majari.lemuel.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdf" title="PP No. 85 Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)"><span style="color: blue;">PP No. 85 Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)</span></a><span style="color: blue;">. Silakan klik link tersebut untuk daftar lengkap yang juga mencakup peraturan resmi dari Pemerintah Indonesia.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya dapat dilaksanakan di dalam unit kegiatan industri (</span><em><span style="color: blue;">on-site treatment</span></em><span style="color: blue;">) maupun oleh pihak ketiga (</span><em><span style="color: blue;">off-site treatment</span></em><span style="color: blue;">) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila pengolahan dilaksanakan secara </span><em><span style="color: blue;">on-site treatment</span></em><span style="color: blue;">, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:</span></div><ul align="justify"><li><span style="color: blue;">jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar teknologi pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi terhadap jenis limbah di masa mendatang juga perlu dipertimbangkan</span></li>
<li><span style="color: blue;">jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat menjustifikasi biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan pula berapa jumlah limbah dalam waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke depan)</span></li>
<li><span style="color: blue;">pengolahan</span><em><span style="color: blue;"> on-site</span></em><span style="color: blue;"> memerlukan tenaga tetap (</span><em><span style="color: blue;">in-house staff</span></em><span style="color: blue;">) yang menangani proses pengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen sumber daya manusianya</span></li>
<li><span style="color: blue;">peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan Pemerintah di masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat memenuhi standar</span></li>
</ul><h3 align="justify"><span style="color: blue;">Teknologi Pengolahan</span></h3><div align="justify"><span style="color: blue;">Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah </span><em><span style="color: blue;">chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">solidification/Stabilization</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">incineration</span></em><span style="color: blue;">.</span></div><ol align="justify"><li><strong><em><span style="color: blue;">Chemical Conditioning</span></em></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah </span><em><span style="color: blue;">chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;">. TUjuan utama dari </span><em><span style="color: blue;">chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;"> ialah:</span><ul><li><span style="color: blue;">menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur</span></li>
<li><span style="color: blue;">mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur</span></li>
<li><span style="color: blue;">mendestruksi organisme patogen</span></li>
<li><span style="color: blue;">memanfaatkan hasil samping proses </span><em><span style="color: blue;">chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;"> yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses </span><em><span style="color: blue;">digestion</span></em></li>
<li><span style="color: blue;">mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan</span></li>
</ul><em><span style="color: blue;">Chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;"> terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:</span><br />
<ol><li><em><span style="color: blue;">Concentration thickening</span></em><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah </span><em><span style="color: blue;">gravity thickener</span></em><span style="color: blue;"> dan </span><em><span style="color: blue;">solid bowl centrifuge</span></em><span style="color: blue;">. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan </span><em><span style="color: blue;">de-watering</span></em><span style="color: blue;"> selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler </span><em><span style="color: blue;">gravity thickener</span></em><span style="color: blue;"> dan </span><em><span style="color: blue;">centrifuge</span></em><span style="color: blue;">, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses </span><em><span style="color: blue;">flotation </span></em><span style="color: blue;">pada tahapan awal ini.</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Treatment, stabilization, and conditioning</span></em><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah </span><em><span style="color: blue;">lagooning</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">anaerobic digestion</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">aerobic digestion</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">heat treatment</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">polyelectrolite flocculation</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">chemical conditioning</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">elutriation</span></em><span style="color: blue;">.</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">De-watering and drying</span></em><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> </span><em><span style="color: blue;">De-watering and drying</span></em><span style="color: blue;"> bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah </span><em><span style="color: blue;">drying bed</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">filter press</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">centrifuge</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">vacuum filter</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">belt press</span></em><span style="color: blue;">.</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Disposal</span></em><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah </span><em><span style="color: blue;">pyrolysis</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">wet air oxidation</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">composting</span></em><span style="color: blue;">. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah </span><em><span style="color: blue;">sanitary landfill</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">crop land</span></em><span style="color: blue;">, atau </span><em><span style="color: blue;">injection well</span></em><span style="color: blue;">.</span></li>
</ol></li>
<li><em><strong><span style="color: blue;">Solidification/Stabilization</span></strong></em><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Di samping </span><em><span style="color: blue;">chemical conditiong</span></em><span style="color: blue;">, teknologi </span><em><span style="color: blue;">solidification/stabilization</span></em><span style="color: blue;"> juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:</span><ol><li><em><span style="color: blue;">Macroencapsulation</span></em><span style="color: blue;">, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Microencapsulation</span></em><span style="color: blue;">, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Precipitation</span></em></li>
<li><em><span style="color: blue;">Adsorpsi</span></em><span style="color: blue;">, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Absorbsi</span></em><span style="color: blue;">, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat</span></li>
<li><em><span style="color: blue;">Detoxification</span></em><span style="color: blue;">, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali</span></li>
</ol><span style="color: blue;">Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda </span><em><span style="color: blue;">in-drum mixing, in-situ mixing</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">plant mixing</span></em><span style="color: blue;">. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.</span></li>
<li><strong><em><span style="color: blue;">Incineration</span></em></strong><span style="color: blue;"><br />
</span><span style="color: blue;"> Teknologi pembakaran (</span><em><span style="color: blue;">incineration </span></em><span style="color: blue;">) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.</span><span style="color: blue;">Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (</span><em><span style="color: blue;">heating value</span></em><span style="color: blue;">) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah </span><em><span style="color: blue;">rotary kiln</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">multiple hearth</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">fluidized bed</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">open pit</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">single chamber</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">multiple chamber</span></em><span style="color: blue;">, </span><em><span style="color: blue;">aqueous waste injection</span></em><span style="color: blue;">, dan </span><em><span style="color: blue;">starved air unit</span></em><span style="color: blue;">. Dari semua jenis insinerator tersebut, </span><em><span style="color: blue;">rotary kiln</span></em><span style="color: blue;"> mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.</span></li>
</ol><h3 align="justify"><span style="color: blue;">Penanganan Limbah B3</span></h3><div align="justify" class="thumb tleft"><div class="thumbinner" style="width: 252px;"><img alt="Hazardous Material Container" class="thumbimage" src="http://majari.lemuel.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2008/01/hazardous-container.jpg" /><div class="thumbcaption"><span style="color: blue;">Hazardous Material Container</span></div></div></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat </span><em><span style="color: blue;">self-reactive</span></em><span style="color: blue;"> dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi dengan </span><em><span style="color: blue;">head shields</span></em><span style="color: blue;"> pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan </span><em><span style="color: blue;">Material Safety Data Sheets</span></em><span style="color: blue;"> (MSDS) yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.</span></div><center align="justify"><div class="thumb"><div class="thumbinner" style="width: 428px;"><img alt="Secured Landfill" class="thumbimage" src="http://majari.lemuel.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2008/01/secure-landfill.png" /><div class="thumbcaption"><strong><span style="color: blue;">Secured Landfill.</span></strong><span style="color: blue;"> Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan, topografi, dan faktor-faktor lainnya harus diperhatikan agar </span><em><span style="color: blue;">secured landfill</span></em><span style="color: blue;"> tidak merusak lingkungan. Pemantauan pasca-operasi harus terus dilakukan untuk menjamin bahwa badan air tidak terkontaminasi oleh limbah B3.</span></div></div></div></center><h3 align="justify"><span style="color: blue;">Pembuangan Limbah B3 (</span><em><span style="color: blue;">Disposal</span></em><span style="color: blue;">)</span></h3><div align="justify"><span style="color: blue;">Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (</span><em><span style="color: blue;">disposal</span></em><span style="color: blue;">). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 ialah </span><em><span style="color: blue;">landfill </span></em><span style="color: blue;">(lahan urug) dan </span><em><span style="color: blue;">disposal well</span></em><span style="color: blue;"> (</span><em><span style="color: blue;">sumur pembuangan</span></em><span style="color: blue;">). Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan lahan urug telah diatur oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui Kep-04/BAPEDAL/09/1995.</span></div><div align="justify"><em><span style="color: blue;">Landfill </span></em><span style="color: blue;">untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1) </span><em><span style="color: blue;">secured landfill double liner</span></em><span style="color: blue;">, (2) </span><em><span style="color: blue;">secured landfill single liner</span></em><span style="color: blue;">, dan (3) </span><em><span style="color: blue;">landfill clay liner</span></em><span style="color: blue;"> dan masing-masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Dimulai dari bawah, bagian dasar </span><em><span style="color: blue;">secured landfill </span></em><span style="color: blue;">terdiri atas tanah setempat, lapisan dasar, sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan lindi (</span><em><span style="color: blue;">leachate</span></em><span style="color: blue;">), dan lapisan pelindung. Untuk kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem pengumpulan dan pemindahan lindi harus dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutup terdiri dari tanah penutup, tanah tudung penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung drainase, dan pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup. </span><em><span style="color: blue;">Secured landfill</span></em><span style="color: blue;"> harus dilapisi sistem pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di sekitar lokasi agar mengetahui apakah </span><em><span style="color: blue;">secured landfill </span></em><span style="color: blue;">bocor atau tidak. Selain itu, lokasi </span><em><span style="color: blue;">secured landfill </span></em><span style="color: blue;">tidak boleh dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.</span></div><div align="justify" class="thumb tright"><div class="thumbinner" style="width: 335px;"><img alt="Deep Injection Well" class="thumbimage" src="http://majari.lemuel.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2008/01/deep-injection-well1.png" /><div class="thumbcaption"><strong><span style="color: blue;">Deep Injection Well.</span></strong><span style="color: blue;"> Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang komprehensif terhadap efek yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan pada tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980.</span></div></div></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Sumur injeksi atau sumur dalam (</span><em><span style="color: blue;">deep well injection</span></em><span style="color: blue;">) digunakan di Amerika Serikat sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (</span><em><span style="color: blue;">liquid hazardous wastes</span></em><span style="color: blue;">). Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat lapisan </span><em><span style="color: blue;">impermeable </span></em><span style="color: blue;">seperti </span><em><span style="color: blue;">shale </span></em><span style="color: blue;">atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari permukaan tanah.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan alami dalam formasi geologi.</span></div><div align="justify"><span style="color: blue;">Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan limbah B3 ke sumur dalam (</span><em><span style="color: blue;">deep injection well</span></em><span style="color: blue;">). Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh Amerika Serikat dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:</span></div><ol align="justify"><li><span style="color: blue;">Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara vertikal keluar dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.</span></li>
<li><span style="color: blue;">Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di atas, limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan beracun.</span></li>
</ol><blockquote align="justify"><span style="color: blue;">Referensi: </span><strong><span style="color: blue;">Pengelolaan Limbah Industri – Prof. Tjandra Setiadi</span></strong><span style="color: blue;">, </span><a href="http://www.wikipedia.org/"><strong><span style="color: blue;">Wikipedia</span></strong></a><span style="color: blue;">, </span><a href="http://www.epa.gov/"><strong><span style="color: blue;">US EPA</span></strong></a></blockquote>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-23118116706479028282012-01-26T06:31:00.001-08:002012-01-26T06:31:36.634-08:00Cara Mengatasi Limbah Rumah Makan<div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Bagi rumah makan besar, sisa makanan merupakan limbah</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> yang memusingkan. Sampah makanan itu bisa berasal dari dapur, yakni bagian dari</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> sayuran dan bahan makanan lain yang tidak termasak dan memang harus dibuang,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> misalnya tongkol jagung, tangkai-tangkai sayuran dan lainnya. Bisa juga sisa</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> makanan yang tidak habis disantap para tamu.</span></span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Penelitian yang dilakukan sejumlah mahasiswa Jurusan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang mungkin bisa mengatasi hal itu.</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Para mahasiswa yang terdiri dari Amin Nungroho, RP Djoko Murwono dan Danny</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Soetrisnanto ini mengambil sampel di unit usaha Paguyuban Argo Sebo Rumah Makan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Morolejar, Pakem, Sleman. Limbah rumah makan berupa sisa sayur-sayuran, sisa</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> ikan tawar dan ayam bersama dedak hasil penggilingan beras difermentasi dengan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> menggunakan mikroba Nitrogen Phosphate Recovery Consentred Feed Product</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Development Organism (NOPCO) selama lima hari. Hasil fermentasi kemudian</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> diblending dan dibuat pellet. Kemudian, diberikan untuk pakan ayam dan ikan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> tawar. Peternakan ayam dan kolam air tawar itu memang merupakan unit uaha dari</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> rumah makan tersebut, untuk menyediakan pasokan bahan baku bagi rumah makannya.</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Sedangkan untuk limbah padat organik rumah makan yang</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> tidak dapat digunakan untuk bahan pakan diperlukan dengan cara yang berbeda.</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Limbah pertanian dan limbah peternakan berupa kotoran hewan itu difermentasi</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dengan mikroba Nitrogen Fixation Phosphate and Kalium Microorganism Recovery (NOPKOR).</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> Dengan ditambah sedikit pupuk urea, TSP, KCl (1 persen), kompos yang dihasilkan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dari proses fermentasi itu akan menjadi pupuk organik yang diperkaya. </span></span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Kompos ini dikembalikan ke lahan pertanian sebagai</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> pupuk organik. Pemberian pupuk organik akan memperbaiki kondisi tanah pertanian</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> yang bisa saja unsur haranya terkuras oleh proses budidaya tanaman. Sedangkan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> makanan berupa pelet yang diperoleh dari limbah restoran tadi bisa menghemat</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> ongkos budidaya peternakan ayam dan ikan air tawar. Sekaligus penghematan ongkos</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> pembuangan sampah. Menurut para mahasiswa itu, jumlah sampah yang tadinya</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> sebanyak empat truk setiap minggu, kini bisa ditekan hanya menjadi satu truk</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> setiap minggunya. Lumayan kan. </span></span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Pengomposan dengan mikroba NOPKOR dilakukan di sebuah</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> bak yang beratap di atas tanah berukuran 200 x 100 x30 cm. Limbah organik</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dimasukkan ke dalam bak itu dan dipadatkan sampai setinggi 20 cm. Berikan pupuk</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> urea 0,75 kg, SP-36 0,50 kg dan KCl 0,50 kg yang merupakan makanan bagi mikroba</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> NOPKOR. . Kemudian siram dengan 2 liter cairan mikroba NOPKOR. Setelah itu,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> masukkan lagi limbah padat organik sampai penuh dan padat (30 cm), terus tutup</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dengan karung goni, sehingga terjadi kondisi fakultatif anaerob. </span></span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Kondisi demikian dibiarkan beberapa hari, tetapi suhu,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> pH dan kelembabannya terus dikontrol. Bila ada tanda-tanda limbah padat organik</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> mengering, siram dengan air. Suhu dijaga agar tetap antara 40-60 derajat Celcius,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> sedang kelembaban kurang lebih 60 persen. Pada hari ke-10, suhu turun di bawah</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> 40 derajat celcius, limbah padat itu diaduk-aduk sampai rata, ditutup lagi</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dengan karung goni dan dikomposkan lagi. Jika suhu naik, berarti telah terjadi</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> proses pengomposan. Bila kenaikannya melebihi 60 derajat celcius siram air dan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> terus dipantau suhu, pH dan kelembabannya. Setiap 4 hari sekali dilakukan</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> pengadukan dan pembalikan, dan itu dilakukan sampai 3 atau 4 kali, hingga suhu</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> limbah tadi tidak naik lagi. Itu menunjukkan kompos tersebut sudah matang.</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></div><div align="justify"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Proses ini memerlukan waktu antara 3 sampai 4 minggu,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> tergantung bahan mentah dan kondisi lingkungannya. Kompos yang sudah matang</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> terlihat bila bahan sudah hancur dengan warna menyerupai tanah, tidak berbau,</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> suhu stabil, kompos mawur, kelembaban kurang lebih 30 persen, pH stabil 6.5-7.5</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> dan C/N sekitar10, C/P 3-5. </span></span></span><span style="color: cyan;"><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;">Bila</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></span><span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"> limbah sudah seperti di atas, berarti siap dipanen. </span></span></span></div>Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3715274795806509049.post-40501285445210869522012-01-26T06:30:00.000-08:002015-03-25T02:52:48.878-07:00Penanganan Limbah dengan Bioremediasi<div align="justify">
<i><i><b><b></b></b></i></i><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi, termasuk di sini limbah B3.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah dapat memberikan nilai tambah. Contohnya : limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat dipakai sebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebunya dapat dijadikan bubur pulp dan dipakai untuk pabrik kertas. Limbah pabrik tahu masih banyak mengandung protein dapat dimanfaatkan sebagai media untuk pertumbuhan mikroba misalnya untuk produksi Protein Sel Tunggal/PST atau untuk alga, misalnya Chlorella sp.</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">2. limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun sudah diolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem pembuangan. Contohnya:limbah pabrik tekstil yang biasanya terutama berupa zat-zat pewarna</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Berdasarkan sifatnya limbah dapat dibedakan menjadi :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi 2, yaitu :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> a. dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok, .</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> b. tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbah</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> dari industri pengolahan susu.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Contohnya : limbah dari pabrik semen Proses Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> a. Proses pengolahan secara aerobik :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik yang</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> berasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan terutama</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> dilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. jumlah sumber nutrien</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 2. jumlah oksigen</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Lumpur aktif (Activated Sludge)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> kehidupan mikroorganisme</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">- Saringan trickling (Trickling Filter)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap air.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang jatuh dan mengalir</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> perlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. Distributor</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 2. Pengolahan</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 3. Pengumpul</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">- Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang utama digunakan</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> kelebihan kolam ini :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (a) Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (b) Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi dan dapat</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (c) Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air yang mengandung logam berat.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (d) Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (a) Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis (SS) dan BOD yang tinggi</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (b) Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam).</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> (c) Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika dibandingkan dengan</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> sistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di kawasan yang tanahnya mahal.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Pencernaan aerobik</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Parit oksidasi (Oxidation Ditch)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%).</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Karusel</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Perabukan Cairan</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara aerobik dimana energi yang</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu akan menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah kondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen. Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen dari campuran cairan yang pekat.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Proses ini digunakan pada rabuk sapi, babi dan susu.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">- Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar. Digunakan antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri perekat dan kertas.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">b. Proses pengolahan secara anaerobik</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> proses anaerobik adalah :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. fermentasi dalam stadia asam</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 2. regressi dalam stadia asam</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 3. fermentasi dalam stadia basa</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> organik dalam limbah cair atau sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • Hidrolisi molekul organik polimer .</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • Fermentasi gula dan asam amino.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • B – oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> • Oksidasi hidrogen menjadi metan.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge (efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Cara Konvensional</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Proses Dua Tahap</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> - Proses Menggunakan Saringan Anaerobik (Loehr, 1977)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Bioremediasi</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-situ atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi in-situ.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dlm bioremediasi:</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 3. penerapan immobilized enzymes</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> 4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa lebih cepat dan mudah untuk dikontrol, mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">- Proses bioremediasi</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><br />
</span></span><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> Sumber Buku MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Karya Elizabeth Novi Kusumaningrum</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"> </span></span><br />
<div class="sharedaddy sd-like-enabled">
<div class="sd-block sd-like" id="wpl-likebox">
<div class="sd-content">
<div id="wpl-button">
<a class="like needs-login sd-button" href="http://massofa.wordpress.com/2008/10/14/penanganan-limbah-dengan-bioremediasi/?like=1&_wpnonce=be28bcffb9" rel="nofollow" title="I like this post"><span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Suka</span></span></a></div>
<div class="sd-like-count" id="wpl-count">
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;">Be the first to like this </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="color: blue;"><span class="long_text" id="result_box" lang="id"><span title="May be useful for farmers Etawa.">Silahkan baca artikel rekomendasi dari saya <a href="http://www.sadar-asuransi.com/rekeningpintar/">DISINI</a></span></span> </span></span></div>
</div>
</div>
</div>
Beternakhttp://www.blogger.com/profile/14701378945296804704noreply@blogger.com0